Sabtu, 14 April 2012

Hiroku kanazawa

Hirokazu Kanazawa di
Amerika dan Eropa
Tahun 1960 Kanazawa mulai
mengembangkan karirnya di
luar negeri. Tempat pertama
yang ditujunya adalah Hawaii.
Kanazawa menganggap
negara di luar Jepang
memang butuh lebih banyak
instruktur karate. Hal itu
karena kebanyakan instruktur
karate adalah eks prajurit
yang pernah belajar karate.
Namun karena terlalu singkat,
mereka belum mencapai sabuk
hitam. Akibatnya standar
mereka juga tidak begitu
tinggi.
“Kebanyakan mereka adalah
prajurit dan pernah berlatih
di dojo Okinawa maupun
Jepang. Karena berlatih dalam
waktu yang singkat,
kebanyakan mereka hanya
memegang sabuk coklat.
Mereka harus kembali ke
Amerika sebelum mendapat
sabuk hitam. Lalu mereka
mulai mengajar karate.”
Umumnya seorang instruktur
karate saat berpromosi akan
mendemonstrasikan kata atau
tameshiwari (pemecahan
benda keras). Namun lain
halnya dengan Kanazawa.
Saat di Hawaii dirinya mesti
bekerja keras dengan
melawan petarung dari
beragam disiplin bela diri. Mulai
dari kajukenbo, petinju hingga
pegulat pernah dihadapinya.
Sebagian dari lawannya
bahkan memegang peringkat
yang tinggi di organisasinya.
“Petinju dan pegulat adalah
orang yang kuat. Pukulan
mungkin bisa saja mereka
tahan, tapi tidak dengan
tendangan. Karena itu
kugunakan teknik jodan
mawashi geri (tendangan ke
arah pelipis) untuk pegulat
dan ashi barai (sapuan kaki)
untuk petinju.”Bang!!! begitu
terkena mereka langsung
tidak sadar.”
Meskipun banyak melawan
petarung dengan bela diri
bergaya barat, di Hawaii
Kanazawa juga sempat
melawan beberapa karateka.
Ada kisah unik dimana setelah
Kanazawa mengalahkan
seorang karateka dari aliran
Kushinkai, orang itu lalu
pindah pada Shotokan.
Usaha Kanazawa
mempromosikan Shotokan di
benua Amerika berhasil
dengan dibukanya cabang
perwakilan JKA di Hawaii. Dua
tahun kemudian Kanazawa
kembali ke Jepang.
Namun agaknya Kanazawa
tidak dapat berlama-lama di
Jepang. Tahun 1965 JKA
menugaskannya untuk
serangkaian promosi di benua
Eropa. Kanazawa yang
menyukai karate agaknya
tidak keberatan menerima
tugas berat itu.
“Aku sangat menyukai karate
dan kupikir karate
bermanfaat dalam segala hal
baik karakter, tubuh dan jiwa.
Itulah sebabnya aku ingin
membaginya dengan orang
lain. Tentu saja kuharap akan
ada persahabatan antara
Jepang dengan negara lain.
Saat JKA berkata, “kau harus
pergi” aku tidak keberatan,
karena aku menikmati
berkeliling dunia untuk
mengajar karate.”
Tahun 1965 Inggris menjadi
ekspansi Kanazawa
berikutnya. Sebuah tantangan
baru kembali dihadapi
Kanazawa. Namun kali ini
bukan berasal dari petarung
lain, melainkan dari orang
awam yang ingin belajar gaya
Shotokan JKA.
Orang barat ternyata
mempunyai perbedaan fisik
dengan orang Jepang.
Meskipun berpostur lebih
tinggi, orang barat ternyata
mempunyai masalah dengan
gerakan tertentu. Hal ini juga
dialami Teruyuki Okazaki
(pendiri ISKF) yang mengajar
di Amerika. Menurut Okazaki
jika orang Jepang mampu
melakukan lompat kelinci,
maka sebaliknya dengan
orang barat.
Melihat kelemahan itu,
Kanazawa mencoba
memikirkan cara lain. Dirinya
mulai mengubah sedikit
gerakan kata agar sesuai
dengan fisik orang barat.
Akibat tindakannya itu
Kanazawa sempat dituduh
telah mengubah esensi kata
Shotokan. Meski sempat
kontroversial, Kanazawa
menegaskan bahwa dirinya
tidak pernah mengubah inti
dari kata Shotokan. Dirinya
beralasan apa yang
dilakukannya hanya untuk
mempermudah metode
mengajarnya.
Seperti yang sudah diketahui
sebelumnya, Kanazawa
mempunyai kelebihan dalam
teknik tendangan. Saat
mengajar di Inggris dan
negara Eropa berikutnya,
Kanazawa mengurangi porsi
latihan pukulan. Dia melihat
kelebihan orang barat dalam
hal kekuatan kaki. Potensi ini
ditanggapi Kanazawa dengan
mengajarkan lebih banyak
tendangan. Inilah yang menjadi
salah satu alasan mengapa
hari ini karateka barat
terlihat lebih unggul dalam hal
tendangan.
Tahun 1968 Kanazawa
melanjutkan perjalanannya
menuju ke beberapa negara
Eropa. Masih di tahun yang
sama, Kanazawa ditunjuk
sebagai manajer utama tim
karate Eropa yang akan
berlaga di turnamen WUKO di
Meksiko. Penunjukkan ini
membuktikan figur Kanazawa
telah populer di kalangan
orang barat.
(Indoshotokan.blogspot.com)

Masatoshi nakayama

Masatoshi Nakayama
Bicara tentang pandangannya
tentang karate, Nakayama
mempunyai konsep yang lebih
luas. Jika sebagian orang
menyatakan manfaat karate
adalah untuk meningkatkan
kondisi fisik, maka Nakayama
menjabarkannya dengan lebih
luas. Menurut Nakayama
karate adalah sebuah latihan
fisik yang menggerakkan
seluruh anggota tubuh ke
segala arah baik berurutan
dan bersamaan.
Dengan didukung tekad yang
kuat, hanya berbekal tangan
kosong saja seseorang mampu
melancarkan teknik yang
terkontrol baik ke sasaran.
Dengan demikian teknik
karate yang dilakukan dengan
benar seharusnya efektif
meski menghadapi lawan
seperti apapun. Meski
Nakayama membenarkan
fungsi karate sebagai bela
diri, ditegaskan olehnya
bahwa tujuan karate sejak
dulu hingga kini masih sama.
Hal itu adalah sebagai dasar
yang kuat untuk
mengembangkan setiap
individu baik secara emosi,
fisik dan spiritual.
Dalam beberapa tulisan dan
wawancara dengannya,
Nakayama menegaskan bahwa
karate lebih dari sekedar
menang atau kalah. Karate
adalah “alat” untuk mengatasi
tantangan tidak hanya dalam
berlatih, namun juga dalam
hidup ini. Keyakinan ini masih
berhubungan dengan konsep
“do” (jalan, arah) yang
pernah diutarakan Funakoshi.
Bagi Nakayama konsep “do”
menjadikan seni karate
digunakan sebagai cara untuk
mencapai kebajikan dan
kesempurnaan karakter.
Dimana untuk mencapainya
butuh proses sepanjang hidup
karena di dunia ini tiada
seorangpun yang sempurna.
Diutarakan olehnya:
”Kemajuan seseorang dalam
seni karate-do mirip dengan
menaiki sebuah tangga atau
melangkah di jalan yang
curam. Seiring tubuh dan
pikiran yang tumbuh
bersamaan, seseorang akan
terus melangkah ke depan
dan naik, satu langkah dalam
satu waktu.”
Barangkali sudah bukan
rahasia lagi jika Nakayama
dituding sebagai tokoh yang
bertanggung jawab atas
munculnya kompetisi karate
(sport karate). Akibat
tindakan itu banyak orang
memujinya meski tidak sedikit
pula yang mencelanya. Mereka
yang memuji umumnya berasal
dari generasi baru karate
Jepang yaitu pasca Perang
Dunia II. Saat itu banyak anak
muda Jepang yang ingin
melihat karate dapat
dipertandingkan seperti
baseball atau basket. Mereka
berharap kompetisi karate
dapat menjadi semacam obat
bagi Jepang yang telah kalah
perang. Selain itu anak muda
Jepang juga ingin melanjutkan
kumite yang sempat
diperkenalkan sebelumnya.
Nakayama melihat hal itu
sebagai kesempatan untuk
mempopulerkan karate yang
sempat terhenti akibat krisis
perang. Dengan melakukan
berbagai riset, Nakayama
mulai membandingkan karate
dengan peraturan cabang
olah raga lain. Dengan latar
belakangnya sebagai profesor
bidang olah raga, Nakayama
tidak menemui kesulitan yang
berarti. Hasilnya adalah
turnamen karate JKA pertama
yang digelar tahun 1957 di
Tokyo. Acara itu sukses besar
hingga publik Jepang rela
berdesakan di dalam gedung
menyaksikan momen yang
diakui bersejarah sekaligus
revolusioner. Begitu hebohnya
hingga negara barat juga
kagum dengan keberhasilan
Jepang menggelar acara
semegah itu. Peristiwa itu
seakan menghapus memori
buruk akibat serangan bom
atom yang masih menyisakan
trauma hingga kini.
Namun ternyata tidak semua
pihak turut gembira dengan
kesuksesan Nakayama dan
JKA. Dibelakang gemerlap
kompetisi karate yang
pertama itu terbersit
penyesalan dan kekecewaan
dari murid-murid senior
Funakoshi. Mereka seakan
tidak percaya JKA berani
melanggar larangan Funakoshi
dengan terang-terangan.
Bahkan tidak sedikit yang
kemudian menganggap
Nakayama dan JKA telah
mengkhianati cita-cita
Funakoshi. Namun mereka
yang kecewa dengan hal itu
memilih untuk tidak
mengumbar konfrontasi
terbuka. Mereka lebih memilih
menyatukan mengumpulkan
rekan-rekannya yang masih
mempunyai tujuan sejalan
dengan prinsip Funakoshi.
Dengan tegas mereka
menyatakan menarik diri dari
segala turnamen,
komersialisasi karate dan
berharap para antusias
karate di dunia akan
mengetahui perbedaan antar
dua kelompok itu.
Gichin Funakoshi & Masatoshi
Nakayama
Meskipun banyak yang
menuduhnya sebagai otak
dibalik munculnya kompetisi
karate, Nakayama tampaknya
sangat berhati-hati
menanggapi masalah ini.
Nakayama sadar bahwa esensi
karate yang berubah akibat
kompetisi adalah pertanyaan
yang sangat sensitif dan sulit
dijawab. Sehingga hingga kini
memang sulit dibuktikan apa
tujuan sebenarnya Nakayama
menggelar acara itu. Murid-
murid Nakayama yang paling
awal seperti Hirokazu
Kanazawa (SKIF), Keigo Abe
(JSKA) dan Tetsuhiko Asai
(JKS) bahkan tidak
mengetahui motif Nakayama.
Orang terdekat Nakayama
yaitu Teruyuki Okazaki (ISKF)
yang membantunya meriset
peraturan kompetisi juga
tidak mampu berkomentar
banyak. Satu-satunya
argumentasi Nakayama
berkaitan dengan hal ini
adalah, dirinya menambahkan
peraturan olah raga dalam
karate untuk menghindari
resiko cedera akibat teknik
yang tidak terkontrol. Hal itu
dilakukan setelah Nakayama
mengamati kumite yang
terjadi tahun 1930-an.
Harus diakui pernyataan itu
tidaklah cukup menjawab
alasan sebenarnya Nakayama
berani menggelar kompetisi
karate. Akibatnya munculah
pernyataan yang serba
spekulatif dari publik karate
dunia. Misalnya kompetisi
sebenarnya tidak lebih dari
upaya Nakayama untuk
mempopulerkan karate JKA
keluar negeri. Seperti telah
diketahui bahwa orang barat
sulit menerima karate karena
filosofinya yang rumit dan
dinilai tidak masuk akal. Gegap
gempita kompetisi karate
seakan telah melupakan
pandangan orang barat
tentang filosofi karate. Bagi
mereka karate mirip dengan
olah raga seperti basket yang
berusaha mencuri poin
sebanyak mungkin. Sehingga
jika melihat cabang JKA yang
kini tersebar di luar negeri,
tidak heran banyak yang
mengidolakan sosok Nakayama.
Nakayama percaya bahwa
dirinya tidak pernah ingin
atau telah melanggar prinsip
Funakoshi meski menyebarkan
semangat karate dengan jalan
yang berbeda. Keyakinannya
senada dengan yang pernah
diungkapkan Funakoshi bahwa
karate sebenarnya seni bela
diri yang tidak pernah selesai.
Artinya, di masa depan karate
akan terus berkembang dan
berubah karena dipengaruhi
oleh banyak orang dan
banyak hal.
"Saat aku mati kelak, aku
berharap master Funakoshi
tidak akan memarahiku
karena memperkenalkan
karate sebagai kompetisi olah
raga (sport karate). Namun
kukira dia tidak akan terlalu
kecewa. Dia ingin aku
menyebarkan karate-do ke
penjuru dunia, dan kompetisi
karate telah berhasil
mewujudkannya." - Masatoshi
Nakayama -.
(Fokushotokan.com)

MASTER KARATE DO 1

Masatoshi Nakayama-
2
Posturnya terlihat
tegap dan kuat. Sorot
matanya tajam,
kadangkala terkesan
dingin bagi beberapa
orang. Sebagian
mengaguminya sebagai
figur yang berwibawa
dengan keahlian
karate yang tidak
diragukan lagi.
Sebagian membencinya
karena tindakannya
yang dianggap
melanggar larangan
sang guru.
Kontroversial, adalah
kata yang sering
melekat padanya.
Namun tidak diragukan
lagi, dia juga salah
satu loyalis dari Bapak
Karate Moderen. Jika
Funakoshi
menyebarkan karate
di Jepang, maka
dirinya telah
menyebarkan karate
ke penjuru dunia.
Masatoshi Nakayama
adalah salah satu
tokoh awal karate
Shotokan. Namanya
terkenal karena
merubah fungsi karate
sebagai kompetisi olah
raga, sebuah cita-cita
yang tidak pernah
diinginkan oleh
Funakoshi yang
menggunakan karate
sebagai “do”. Dilahirkan
di Prefektur
Yamaguchi tanggal 13
April 1913, Nakayama
masih mempunyai
hubungan dengan klan
Sanada yang
legendaris. Keluarga
Nakayama secara
turun-temurun
menguasai bela diri
tradisional Jepang.
Naotoshi (ayahnya)
belajar judo sedangkan
Naomichi (kakeknya)
terkenal sebagai
instruktur kendo
ternama. Antusias
pada bela diri agaknya
mengalir dalam darah
Nakayama yang juga
berlatih kendo dan
judo sejak anak-anak.
Saat usianya beranjak
remaja, Nakayama
pindah ke Taiwan
untuk meneruskan
sekolahnya. Sebagai
anak muda yang
bersemangat,
Nakayama terlibat
dalam banyak kegiatan
klub seperti atletik,
renang, tennis dan ski.
Meski sangat sibuk
Nakayama tidak
melupakan latihan
kendonya. Sang kakek
sangat gembira
melihat cucunya
menggeluti bela diri
yang sama dengannya.
Dirinya berharap agar
kelak Nakayama akan
mengikuti jejaknya
sebagai instruktur
kendo. Namun
ternyata hal lain
justru ada dalam
benak Nakayama.
Belajar di Taiwan
agaknya menimbulkan
rasa penasaran
sekaligus keinginan
untuk pergi Cina.
Namun saat itu tidak
mudah mencapainya
karena dibutuhkan
biaya yang tinggi.
Nakayama kemudian
memilih Universitas
Takushoku untuk
mewujudkan impiannya.
Saat itu lulusan
Takushoku memang
banyak dikirim ke
negara Asia untuk
bekerja atau sebagai
wakil Jepang.
Tahun 1932 diam-diam
Nakayama mengikui
tes masuk di
Universitas Takushoku
dan berhasil lulus.
Nakayama sangat
beruntung karena
Takushoku terkenal
sebagai universitas
dengan koleksi bela
diri tradisional Jepang
yang lengkap. Dengan
demikian dirinya tidak
perlu susah-susah
melanjutkan latihan
kendonya. Saat jadwal
latihan untuk seluruh
kegiatan klub akhirnya
diterbitkan, Nakayama
ternyata keliru
membaca jadwal
latihan kendo yang
terbalik dengan
karate. Begitu datang
ke dojo, Nakayama
baru menyadari bahwa
dirinya hadir di hari
yang salah. Meski
kecewa, Nakayama
tidak langsung pulang,
melainkan ingin melihat
latihan karate dari
dekat.
“…Di surat kabar aku
telah membaca
tentang karate,
namun aku tidak
begitu banyak
mengetahuinya,
karena itu kuputuskan
untuk duduk dan
melihatnya sebentar.
Tidak lama, seorang
laki-laki tua datang ke
dojo dan mulai
memberi aba-aba pada
para murid. Dia benar-
benar sangat ramah
dan tersenyum pada
siapapun, tapi tidak
diragukan lagi bahwa
dia adalah instruktur
kepala. Hari itu, aku
melihat Master
Funakoshi dan karate
untuk pertama kalinya.
Aku menyukainya dan
karena itu aku ingin
mencoba karate pada
latihan berikutnya,
karena dengan
pengalamanku di
kendo seharusnya
karate akan lebih
mudah. Pada latihan
berikutnya, dua hal
yang terjadi telah
mengubah hidupku;
Pertama, aku benar-
benar telah lupa
dengan kendo, dan
kedua, aku
menemukan bahwa
seluruh teknik karate
ternyata tidak mudah
dikerjakan. Sejak hari
itu hingga sekarang,
aku tidak pernah
kehilangan semangat
untuk berusaha
menguasai teknik
karate-do.”
Begitulah, Nakayama
kemudian mulai
menjalani latihan
karate di Takushoku
yang terkenal paling
berat dan melelahkan.
Saat itu hanya ada
dua macam latihan
karate, yaitu memukul
makiwara sekitar 1000
kali dan mengerjakan
satu macam kata
50-60 kali. Latihan
yang membosankan
namun menuntut fisik
dan semangat yang
prima itu berlangsung
selama 5 jam.
Akibatnya tidak
banyak murid yang
mampu bertahan,
hingga dalam waktu 6
bulan hanya tersisa
sedikit saja. Nakayama
terus bertahan dan
mengerjakan
seluruhnya tanpa
mengeluh.
Setahun setelah
Nakayama bergabung
dengan klub karate,
latihan kumite mulai
diperkenalkan. Tahun
1933 berturut-turut
gohon kumite (5
teknik), sanbon kumite
(3 teknik) dan ippon
kumite (1 teknik) mulai
diajarkan. Nakayama
yang sebelumnya telah
belajar kendo tidak
begitu kesulitan
dengan latihan model
baru ini. Tahun 1934
kumite setengah
bebas (jiyu ippon
kumite) diajarkan dan
ternyata mendapat
respon yang positif
dari kalangan
mahasiswa. Model
kumite ini adalah
inovasi dari Yoshitaka
Funakoshi yang
terinspirasi dari latihan
kendo. Sayangnya
Nakayama saat itu
telah pergi ke Cina
hingga tidak begitu
lama merasakan jiyu
ippon kumite. Saat itu
latihan kumite
dianggap sebagai
pengusir kebosanan
dengan latihan
Funakoshi yang hanya
fokus pada kihon dan
kata saja.
Tahun 1937 menjadi
tahun yang melelahkan
namun
menggembirakan bagi
Nakayama. Saat itu
Nakayama berhasil
lulus dari Takushoku
namun harus pergi ke
Cina sebagai wakil
pertukaran pelajar
dengan Universitas
Peking. Nakayama
dipilih karena
termasuk pemuda
yang pandai, apalagi
sebelumnya telah
belajar bahasa Cina di
sela kesibukan
karatenya. Saat akan
kembali ke Jepang,
Nakayama ternyata
harus menundanya
karena bekerja untuk
pemerintah Cina
selama beberapa
waktu. Tahun 1946
Nakayama baru
kembali ke Jepang,
setahun setelah
negara itu mendapat
mimpi buruk akibat
kalah perang. Saat
itulah Nakayama
mendapati kenyataan
pahit dengan banyak
rekannya di dojo telah
tewas. Meski sulit,
Nakayama berusaha
mengumpulkan mereka
yang pernah aktif
berlatih karate dan
mencoba mengorganisir
latihan seperti
sebelum perang. Tahun
1947 Nakayama
menjadi instruktur
kepala di Takushoku
menggantikan
Funakoshi. Upaya
Nakayama berhasil
mengembalikan
reputasi Takushoku
sebagai yang paling
aktif dalam karate
sesama dojo
universitas.
Angin perubahan dunia
karate Jepang terjadi
tahun 1949 saat
dibentuk Japan Karate
Association (JKA).
Organisasi ini muncul
setelah beberapa
murid senior Funakoshi
menginginkan satu
wadah yang resmi
karate. Lebih jauh
untuk menyatukan
seluruh praktisi karate
Jepang yang tercerai
berai pasca perang.
Meskipun dalam JKA
Funakoshi bertindak
sebagai guru besar
kehormatan, namun
usia yang telah lebih
dari 80 tahun
membuatnya tidak
mungkin bertindak
sebagai instruktur.
Karena itulah
Nakayama dipilih
sebagai instruktur
kepala mewakili
Funakoshi. Tidak lama
sesudahnya, tahun
1952 bagian
pendidikan jasmani di
Takushoku meminta
bantuannya sebagai
staf pengajar. Posisi
itu adalah awal
karirnya, karena di
masa mendatang
Nakayama menjadi
kepala di divisi
tersebut.
Setelah Funakoshi
meninggal dunia,
Nakayama berperan
besar dalam proses
awal JKA hingga
menjadi besar seperti
sekarang. Selain
sebagai instruktur
kepala, Nakayama
melakukan banyak
riset dalam karate.
Agaknya posisi yang
dekat dengan dunia
akademis membuat
Nakayama tidak
kesulitan dengan hal
itu. Hasilnya adalah
apa yang terlihat
dalam JKA moderen
saat ini tampil sebagai
organisasi karate yang
terbesar di dunia. Ada
tiga hal utama yang
dianggap sebagai
inovasi terbaik dari
Nakayama, yaitu:
menyebarkan karate
ke penjuru dunia,
program pelatihan
calon instruktur JKA
dan kompetisi karate.
Meski banyak
mendapat repon
positif, seluruhnya
program itu masih
menyisakan pro dan
kontra bahkan hingga
kini.
Untuk mendukung
promosi Shotokan JKA,
Nakayama menerbitkan
banyak buku karate.
Diantaranya adalah
“Dynamic
Karate” (1965, 2
volume), Best Karate
(1977, 11 volume),
“Katas of Karate” (5
volume) dan “Superior
Karate” (11 volume).
(Fokushotokan.com)

riwayat luca valdesi

Luca Valdesi
Sebuah tendangan meluncur
deras dari kakinya menuju
sasaran kepala yang segera
disusul sebuah pukulan lurus
dengan sebuah teriakan
keras. Penonton yang
sebelumnya terdiam karena
menyaksikan penampilannya
segera riuh bertepuk tangan.
Tidak lama kemudian laki-laki
ini segera menutup
gerakannya dan memberikan
hormat. Bendera dari wasit
dan juri diangkat sebagai
tanda kemenangan berpihak
padanya. Luca Valdesi dari
Italia yang baru saja
menampilkan kata Gankaku
ternyata kembali meraih gelar
juara dunianya.
Bagi mereka yang berlaga di
nomor kata sudah tidak asing
lagi dengan nama Luca Valdesi.
Dirinya diakui sebagai salah
satu figur yang mampu
menunjukkan karakter kata
Shotokan dengan maksimal.
Peringkat 1 dunia ternyata
sudah berhasil diraihnya
pertama kali pada tahun
2000. Namun setelah itu
peringkatnya sempat melorot
ke posisi 2 dan 3 dunia meski
akhirnya kembali ke posisi
teratas. Walaupun sempat
naik turun, Valdesi berhasil
memantapkan posisinya di
peringkat 1 dunia sejak tahun
2006 hingga sekarang. Tidak
heran jika banyak lawannya
dari negara lain menganggap
Valdesi sebagai kompetitor
terberat baik pada nomor
perorangan maupun beregu.
Luca Valdesi lahir tanggal 18
Juni 1976 di Palermo, Sicilia.
Awal keterlibatannya dalam
karate dimulai saat usianya
baru 6 tahun. Ayah dan
pamannya ternyata juga
memegang sabuk hitam
karate, sehingga bagi Valdesi
bergabung dengan tim karate
tak ubahnya semacam tradisi
keluarga. Di awal
perkenalannya dengan karate,
Andrea (ayah Valdesi) selalu
membawanya di beberapa klub
lokal di kota itu.
Tahun 1995 Valdesi bergabung
dengan Fiamme Gialle, sebuah
tim karate bergengsi yang
bernaung dibawah otoritas
Kepolisian Italia. Disini Valdesi
dibimbing oleh Claudio Culasso
yang menjabat sebagai kepala
instruktur. Tidak lama
kemudian sebuah turnamen
lokal berskala nasional digelar
di Italia. Di turnamen itu
Valdesi berhasil meraih gelar
pertamanya di usianya yang
masih 18 tahun. Sejak itu
dirinya terus mengasah
kemampuannya hingga
turnamen internasional tiba.
Meski awalnya tidak cukup
yakin mampu berlaga di nomor
bergengsi kata perorangan,
Valdesi ternyata berhasil
menempati posisi puncak
dalam European Championships
yang digelar tahun 2000 itu.
Dan sejak itu gelar juara dari
berbagai turnamen selalu
berhasil diraihnya.
Disela kesibukannya dalam
karate, Valdesi tetap tidak
melupakan kehidupan
pribadinya. Tahun 2001 dirinya
menikahi Ada Spinella, seorang
penari sekaligus selebriti
ternama. 3 tahun kemudian
anak pertamanya, Andrea,
lahir. Beberapa bulan
kemudian dirinya lulus dari
Universitas dengan meraih
gelar sarjana dari jurusan
ekonomi bisnis.
Saat ini banyak organisasi
karate yang sengaja
mengubah kata baik pada
gerakan maupun iramanya
agar terlihat lebih indah dan
cepat. Valdesi menyatakan
akan tetap berusaha
mempertahankan prinsip dasar
gerakan setiap kata. Namun
demikian dirinya tidak
menampik dengan kenyataan
bahwa seiring berjalannya
waktu, karate saat ini telah
banyak berubah.
“Di semua cabang olah raga
baik metode dan penampilan
telah berubah. 20 tahun lalu,
rekor lari berbeda, hal itu
sama dengan karate. Waktu
telah merubahnya.”
Antonio Diaz (kiri) dengan
Chatanyara Kushanku di final
turnamen WKF 2008 di Tokyo
melawan Luca Valdesi dengan
Gankaku. Pertandingan itu
dimenangkan Valdesi.
Meskipun banyak orang yang
memuji kecepatan tangan dan
kaki Valdesi, namun tidak
sedikit pula yang
mengkritiknya. Bahkan di salah
satu situs video sharing ada
juga yang menyebut Valdesi
sebagai si “tupai” karena
saking cepatnya. Sebuah
komentar negatif namun
cukup menggelikan memang.
Ada juga komentar miring
lainnya yang menilai gaya
Valdesi dianggap terlalu
menonjolkan sisi sport karate
daripada esensi teknik.
Dengan kata lain, Valdesi
hanya dianggap terlalu
mementingkan keindahan
gerak tak ubahnya penari
dibanding menunjukkan makna
bela diri. Namun karena itulah
yang dituntut dari sport
karate, gaya Valdesi agaknya
tidak perlu diperdebatkan.
Jika setiap orang yang
berlatih karate mempunyai
kata favorit, maka demikian
pula halnya dengan Valdesi.
“Kata favoritku adalah Unsu
dan Gankaku. Yang pertama
adalah sebuah kata yang
sangat cepat dan spektakuler.
Aku dapat menunjukkan
karakterku didalamnya; yang
kedua merupakan kata paling
sulit di Shotokan karena
membutuhkan keseimbangan
dan konsentrasi yang
besar….tubuh dan pikiran..”
Barangkali dari sebagian
banyak rival Valdesi hanya
Antonio Diaz yang terbilang
cukup tangguh untuk berlaga
dengannya. Antonio Jose Diaz
Fernandez adalah karateka
Venezuela terbaik yang
meraih medali perunggu dalam
turnamen di tahun 2002, 2004
dan 2006 di nomor kata
perorangan. Diaz yang
terkenal dengan kata
Chatanyara Kushanku sebagai
andalannya ini juga menjadi
juara pertama di turnamen
Pan America di tahun 2005,
2006 dan 2007. Terakhir Diaz
berhasil meraih medali
emasnya di Curacao (2009).
Meski pertemuan Valdesi dan
Diaz cukup sering (11 kali
total), penampilan mereka
tidak pernah membosankan.
Penonton agaknya selalu
penasaran siapa pemenang
antara Valdesi (Unsu –
Gankaku) dengan Diaz
(Superimpai – Chatanyara
Kushanku)
Di usianya sekarang (2012)
yang sudah terbilang tua
sebagai atlit, Valdesi masih
saja aktif berlaga di nomor
spesialisasinya yaitu kata
perorangan. Di tengah
persaingan yang semakin
ketat dengan munculnya atlit
baru yang lebih muda dan
enerjik, nama Valdesi ternyata
masih sulit digeser dari
peringkat 1 dunia saat ini.
Bicara masalah keinginannya
selepas pensiun dari kompetisi
karate, Valdesi begitu
antusias ingin keliling dunia
sambil memberikan berbagai
seminar dan pelatihan.
“Aku ingin berkeliling dunia
memberikan pelajaran dan
seminar dan aku menyukainya.
Aku juga ingin berbagi apa
yang telah kupelajari untuk
membantu membimbing calon
kompetitor baru dalam
turnamen.” ungkapnya.
(Fokushotokan.com)

filosofi karate 3

1. RAKKA (Bunga
Yang Berguguran)
Adalah konsep bela diri
atau pertahanan di dalam
Karate. Ia bermaksud
setiap tehnik pertahanan
itu perlu dilakukan
dengan bertenaga dan
mantap agar dengan
menggunakan satu tehnik
pun sudah cukup untuk
membela diri sehingga
diumpamakan jika tehnik
itu dilakukan ke atas
pokok, maka semua
bunga dari pokok
tersebut akan jatuh
berguguran. Contohnya
jika ada orang menyerang
dengan menumbuk muka,
si pengamal Karate boleh
menggunakan tehnik
menangkis atas. Sekiranya
tangkisan atas itu cukup
kuat dan mantap, ia
boleh mematahkan tangan
yang menumbuk itu.
Dengan itu tidak perlu
lagi membuat serangan
susulan pun sudah cukup
untuk membela diri.
2. MIZU NO KOKORO
(Minda Itu Seperti
Air)
Konsep ini bermaksud
bahwa untuk tujuan bela
diri, minda (pikiran)
perlulah dijaga dan dilatih
agar selalu tenang.
Apabila minda tenang,
maka mudah untuk
pengamal bela diri untuk
mengelak atau menangkis
serangan. Minda itu
seumpama air di danau.
Bila bulan mengambang,
kita akan dapat melihat
bayangan bulan dengan
terang di danau yang
tenang. Sekiranya dilontar
batu kecil ke danau
tersebut, bayangan bulan
di danau itu akan kabur.
Adapun ciri khas dan
latar belakang dari
berbagai aliran Karate
yang termasuk dalam "4
besar JKF" adalah sebagai
berikut :
2.1. SHOTOKAN
Shoto adalah nama pena
Gichin Funakoshi, Kan
dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan.
Sehingga Shotokan dapat
diterjemahkan sebagai
Perguruan Funakoshi.
Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang
membawa ilmu Karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran
Shotokan merupakan
akumulasi dan
standardisasi dari
berbagai perguruan
Karate di Okinawa yang
pernah dipelajari oleh
Gichin Funakoshi.
Berpegang pada konsep
Ichigeki Hissatsu, yaitu
satu gerakan dapat
membunuh lawan.
Shotokan menggunakan
kuda-kuda yang rendah
serta pukulan dan
tangkisan yang keras.
Gerakan Shotokan
cenderung linear/frontal,
sehingga praktisi
Shotokan berani langsung
beradu pukulan dan
tangkisan dengan lawan.
2.2. GOJU-RYU
Goju memiliki arti keras-
lembut. Aliran ini
memadukan tehnik keras
dan tehnik lembut, dan
merupakan salah satu
perguruan Karate
tradisional di Okinawa
yang memiliki sejarah
yang panjang. Dengan
meningkatnya popularitas
Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke
Jepang), aliran Goju ini
dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi
memperbarui banyak
tehnik-tehnik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu
yang sekarang, sehingga
banyak orang yang
menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri
Goju-ryu. Berpegang pada
konsep bahwa "dalam
pertarungan yang
sesungguhnya, kita harus
bisa menerima dan
membalas pukulan".
Sehinga Goju-ryu
menekankan pada latihan
SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para
praktisinya dapat
memberikan pukulan yang
dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa
terluka. Goju-ryu
menggunakan tangkisan
yang bersifat circular
serta senang melakukan
pertarungan jarak rapat.
2.3. SHITO-RYU
Aliran Shito-Ryu terkenal
dengan keahlian bermain
KATA, terbukti dari
banyaknya KATA yang
diajarkan di aliran Shito-
Ryu, yaitu ada 30 sampai
40 KATA, lebih banyak
dari aliran lain. Sebagai
perbandingan, Shotokan
memiliki 25, Wado memiliki
17, Goju memiliki 12 KATA.
Dalam pertarungan, ahli
Karate Shito-Ryu dapat
menyesuaikan diri dengan
kondisi, mereka bisa
bertarung seperti
Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak
rapat seperti Goju.
2.4. WADO-RYU
Adalah aliran Karate yang
unik karena berakar pada
seni beladiri Shindo
Yoshin-Ryu Jujutsu,
sebuah aliran beladiri
Jepang yang memiliki
tehnik kuncian persendian
dan lemparan. Sehingga
Wado-Ryu selain
mengajarkan tehnik
Karate juga mengajarkan
tehnik kuncian persendian
dan lemparan/ bantingan
Jujutsu. Didalam
pertarungan, ahli Wado-
Ryu menggunakan prinsip
Jujutsu yaitu tidak mau
mengadu tenaga secara
frontal, lebih banyak
menggunakan tangkisan
yang bersifat mengalir
(bukan tangkisan keras),
dan terkadang
menggunakan tehnik
Jujutsu seperti bantingan
dan sapuan kaki untuk
menjatuhkan lawan. Akan
tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan
JKF, para praktisi Wado-
Ryu juga mampu
menyesuaikan diri dengan
peraturan yang ada dan
bertanding tanpa
menggunakan jurus-jurus
Jujutsu tersebut.
2.5. KYOKUSHIN
Kyokushin tidak termasuk
dalam 4 besar Japan
Karatedo Federation.
Akan tetapi aliran ini
sangat terkenal baik
didalam maupun diluar
Jepang, serta turut
berjasa mempopulerkan
Karate di seluruh dunia,
terutama pada tahun
1970 an. Aliran ini
didirikan oleh Sosai
Masutatsu Oyama. Nama
Kyokushin mempunyai arti
kebenaran tertinggi.
Aliran ini menganut
system Budo Karate,
dimana praktisi-
praktisinya dituntut
untuk berani melakukan
full contact kumite, yakni
tanpa pelindung, untuk
mendalami arti yang
sebenarnya dari seni
beladiri Karate serta
melatih jiwa/semangat
keprajuritan (budo). Aliran
ini juga menerapkan
hyakunin kumite (kumite
100 orang) sebagai ujian
tertinggi, dimana
Karateka diuji melakukan
100 kumite berturut-
turut tanpa kalah. Sosai
Oyama sendiri telah
melakukan kumite 300
orang. Adalah umum bagi
praktisi aliran ini untuk
melakukan 5 - 10 kumite
berturut-turut.

Jumat, 13 April 2012

filosofi karate 1

Menurut Sensei Horyu
Matsuzaki guru besar kushin
ryu, Karate memang seperti
pakaian dalam. Maksudnya, dia
melekat pada diri, tapi tak
pantas terlihat, apalagi
sengaja diperlihatkan. Orang
mempelajari ilmu bela diri
justru agar tak tampak galak.
Di keseharian, ada dua gaya
hidup seni bela diri. Pertama,
yang mementingkan
peningkatan ilmu untuk
memahami hakikat hidup dan
mencapai jatidiri tertinggi
sehingga bersikap rendah
hati, dan sebaliknya, yang
berniat memanfaatkan ilmu
untuk memburu "nama baik"
dan nama besar.
"Siapa saja yang ingin
menguasai karate, pertama
dan terpenting tak iri hati,
berburuk sangka, mesti selalu
rendah hati, pemurah,
berperilaku baik, memelihara
ketenangan spiritual,
berusaha keras menjadi
teladan bagi semua,"
ungkapnya.

Filosofi Karate Do

Filosofi Karate
Karate sangat dipengaruhi oleh
Filosofi yang harus di pahami
dan di mengerti oleh para
Sempai (pelatih/instruktur)
maupun Kohai (siswanya). Agar
mereka mencapai DO (jalan yang
sebenarnya). Untuk mencapai DO
maka para Karateka harus
senantiasa memiliki REI (sikap
saling menghormati) MEIKYO
(berpikir positif), MUGA
(berkosentrasi penuh) USHIN
(melekat pada ajaran), SHUBAKU
(senantiasa berhati lembut), TAI
NO SEN (senantiasa memiliki
inisiatif), dan KEIKO (rajin).
Apabila filosofi dipraktekan maka
akan lahir para Karateka yang
disiplin, jujur, percaya diri, sehat
dan kuat. Hal ini amat relevan
bagi profil prajurit yang harus
tanggap, tanggon dan
trengginas. Bagi para Karateka
yang telah menjiwai latihan
Karate secara sungguh-sungguh
melalui latihan yang terus
menerus dan teratur akan
menemukan MYO (rahasia yang
tersembunyi) berupa lahirnya
intuisi, kekuatan fisik dan
spiritual yang terkadang tidak
dapat dicerna dengan akal
sehat seperti mampu memecah
benda-benda keras (SHIWARI),
SINKANG (melompat tinggi) dan
memiliki kekuatan super
sebagaimana yang dialami para
leluhur beladiri Karate. Benarlah
apa yang diucapkan Gichin
Funakoshi bahwa Tuhan telah
menciptakan alam dan tubuh
manusia dengan berbagai tujuan.
Tetapi barang siapa yang
menggunakan kepalan tangan
tanpa tujuan yang mulia dan
perhitungan yang matang maka
ia akan kehilangan harga dirinya
di hadapan Tuhan dan manusia.

Selasa, 10 April 2012

ANTONIO DIAZ

PROFILE ANTONIO
DIAZ (Venezuela)
Bagi pecinta karate,
tentu
tidak
asing
dengan
nama
Antonio
Diaz.
Ya,
dia
adalah
juara
dunia
karate
kelas
Kata
Perorangan
Putera
tahun
2010,
yang
diadakan
di
Beograd,
Serbia.
Salah satu puncak prestasi itu
dia lakukan dengan mengalahkan
sang juara bertahan, Luca
Valdesi. Rivalitas keduanya kerap
mengundang decak kagum,
dimana dari 17 kali pertemuan,
Luca Valdesi telah mengantongi
10 kali kemenangan, dan
Antonio Diaz mengalahkan
‘musuh bebuyutan-nya’ itu
sebanyak 7 (tujuh) kali.
Pemilik nama lengkap Antonio
Diaz Fernandez ini lahir di
Caracas, Venezuela, tanggal 20
Juni 1980. Dia memulai latihan
karate dari ayahnya sendiri
yang juga seorang karateka
pada usia dini, sekitar usia 5
tahunan. Awal belajar karate di
dojo, dia belajar karate
beraliran Shotokan, dari guru
yang diakuinya bernama Shoko
Sato. Namun tidak lama, karena
senseinya itu pindah tempat,
oleh ayahnya kemudian dia
dimasukkan ke dojo yang
beraliran shito ryu, tepatnya di
Shitokai.
Sempat diragukan oleh ibunya
sendiri karena bobot tubuhnya
yang sedikit lebih gendut,
ternyata pada usia 13 tahun
dia sudah berhasil memenangkan
kejuaraan karate kelas kumite
di Pan American Championships.
Meski pada awalnya, dia jarang
berhasil menjadi juara, meski di
level yang lebih rendah. Namun
karena merasa atmosfir latihan,
situasi latihan di dojo dan juga
karena merasa menemukan
teman, dia terus giat berlatih.

Senin, 09 April 2012

wawancara luca valdesi

Sumber Informasi Dan
Komunikasi Karate-Ka
Perguruan Inkanas Mojokerto
INKANAS INKANAS Karate Karate
Mojokerto Mojokerto
‹ › Beranda
Lihat versi web
SENIN, 23 JANUARI
2012
WAWANCARA DENGAN
JUARA DUNIA KATA
PERORANGAN WKF (LUCA
VALDESI)
Sarah Amos (SA):
Bisakah Anda
jelaskan bagaimana
Anda bisa memulai
ikut latihan karate?
Luca Valdesi (LV): Saya
memulai latihan karate karena
ikut ayah saya dan juga
paman. Mereka adalah
karateka pemegang Dan, dan
akhirnya itu menjadi tradisi
(untuk ikut karate) di dalam
keluarga saya.
SA: Seberapa
penting penekanan
latihan Anda secara
normal di dojo,
tanpa karena akan
mengikuti sebuah
turnamen?
LV: Setiap hari saya selalu
latihan, dan saya selalu
berusaha untuk memberikan
yang terbaik. Itulah pemikiran
saya tentang karate.
SA: Anda adalah
salah satu karateka
yang sangat diakui
sebagai salah satu
yang terbaik di
dalam turnamen-
turnamen dunia.
Apakah Anda
mempunyai
kenangan dalam
pertandingan yang
membuat Anda susah
melupakannya?
LV: Ya. Waktu pertama kali
saya memenangkan Kejuaraan
Nasional tahun 1995. Waktu
itu saya berumur 18 tahun
dan memenangkan kategori
kelas Kata yang diikuti oleh
kategori kelas Kata untuk
umur 25-31 tahun. Selain itu
ketika saya memenangkan
pertama kalinya Kejuaraan
Eropa tahun 2000. Padahal
saat itu saya tidak tahu saya
harus ikut kompetisi
perorangan, dan itu terjadi
sehari sebelum kejuaraan
berlangsung, serta akhirnya
saya menang! Terakhir ketika
saya memenangkan kelas Kata
perorangan putera dan Kata
beregu di Kejuaraan Dunia
tahun 2004. Semua itu
membekas dalam ingatan saya.
SA: Untuk
menghadapi
kejuaraan-
kejuaraan besar,
persiapan apa yang
dilakukan, apakah
mempersiapkan
selama berbulan-
bulan dan bagaimana
dengan malam hari
sebelum kejuaraan?
LV: Persiapan saya berubah,
ketika kejuaraan sudah
semakin dekat, dengan cara
lebih memfokuskan ke teknik.
Malam sebelum kejuaraan,
saya biasanya tidak
melakukan apapun. Saya
berfikir tentang hal lain, dan
bersikap relaks saja.
SA: Anda tidak saja
mengikuti kelas
perorangan, tapi
juga kelas beregu.
Bagian apa yang
paling penting dalam
latihan untuk
mempersiapkan diri
dalam kelas beregu?
LV: Bagian yang paling penting
dalam latihan beregu adalah
ritme, dimana itu yang
penting dalam menampilkan
Kata beregu secara bersama.
Itu paling penting, sebab itu
kita beregu harus dalam level
yang sama.
SA: Membaca biografi
Anda dalam web,
Anda mendapatkan
semua kesuksesan
itu melalui cara
sederhana, melalui
mimpi-mimpi Anda.
Apa yang Anda
pikirkan bahwa itu
akan terus menjaga
Anda dalam
permainan level top?
LV: Saya pikir itu penting
untuk menjangkau target
kita. Ketika saya kecil, saya
bermimpi untuk menjadi yang
terbaik. Hari ini, ternyata
yang terbaik bukan hanya
yang bisa mencapai
kemenangan. Yang terbaik
adalah yang bisa menjaga
kemenangan itu dan mencapai
tujuan-tujuan dan target kita
sendiri.
SA: Bagi orang yang
pernah melihat Anda
bermain Kata, tubuh
Anda itu tinggi.
Apakah Anda sendiri
merasa kesulitan
dengan ukuran
tinggi Anda? Juga
bagaimana Anda
membuat bermain
Kata menjadi terasa
nyaman untuk tipe
tubuh Anda?
LV: Ya itu dulu menyulitkan
saya. Namun, seiring
berjalannya waktu, saya
mempelajari bahwa karate
adalah seni beladiri, dan seni
adalah harmoni antara tubuh
dan jiwa. Dan jika Anda
memahami ini, maka Anda
akan menemukan jalanmu
sendiri.
SA: Satu lagi, di
dalam bermain Kata,
Anda secara
mengesankan telah
memperlihatkan
kecepatan dan
kekuatan sama
baiknya baik di kaki
maupun tangan
Anda. Jenis latihan
apa yang Anda
lakukan untuk
mengembangkan itu?
LV: Itu adalah rahasia saya.
SA: Beberapa orang,
dalam latihan untuk
mengembangkan
kecepatan kaki atau
tangan
menggunakan alat
pemberat. Apakah
Anda juga
menggunakan
peralatan itu?
LV: Tidak, saya lebih
menggunakan tubuh saya.
SA: Seberapa
penting Anda
menjaga gerakan
Kata tetap dalam
prinsip-prinsip
dasar? Sepanjang
waktu Anda melihat
para kompetitor
mengubah beberapa
bagian Kata supaya
lebih untuk membuat
mereka lebih terlihat
cepat dan indah.
Apakah Anda
menghindari hal ini
atau bahkan Anda
sendiri telah
melakukannya?
LV: Saya berusaha untuk
menjaga prinsip-prinsip dasar
Kata. Tapi penting untuk
memahami bahwa waktu telah
berubah. Di dalam olahraga,
metode latihan dan
penampilan telah berubah. 20
tahun yang lalu, lari itu
berbeda, dan rekor sangat
rendah. Begitu juga dengan
karate, waktu telah berubah.
SA: Siapa orang yang
mau Anda Katakan
sebagai rival
terberat dalam
kejuaraan?
LV: Saya akan jawab
pertanyaan ini setelah
kejuaraan dunia.
SA: Anda telah
memproduksi video
karate berseri.
Apakah Anda yakin
Kata yang Anda
mainkan telah
menghormati warisan
karate itu sendiri?
LV: Saya pikir video-video
saya adalah cara yang bagus
untuk semakin memperbaiki
penampilan Kata, dan itu
berguna.
SA: Siapa pelatih
yang telah
memberikan
pengaruh terbesar
bagi Anda?
LV: Ayah saya, dia telah
memberikan pengaruh
terbesar dalam karate saya,
dan sampai sekarang.
SA: Apa yang Anda
akan lakukan di
masa depan, setelah
Anda pensiun dari
karate?
LV: Saya tidak tahu pasti.
Namun saya berencana keliling
dunia dengan menghadiri
seminar dan pelatihan khusus
karate, baik bagi pelatih atau
atlet.
SA: Apa Kata favorit
Anda dan mengapa?
LV: Kata favorit saya adalah
Unsu dan Gankaku. Kata yang
pertama (Unsu) karena
sangat cepat dan Kata yang
spektakuler. Kata yang kedua
(Gankaku), karena merupakan
Kata yang paling sulit dalam
Shotokan sebab membutuhkan
keseimbangan dan konsentrasi
yang tinggi, baik tubuh dan
pikiran.
SA: Saya hanya
mengucapkan terima
kasih sebesar-
besarnya karena
telah meluangkan
waktu untuk
wawancara ini. Saya
pikir Kata-Kata Anda
akan memberikan
manfaat yang besar
bagi para pembaca.

Kamis, 05 April 2012

FILOSOFI SHOTOKAN

20 FILOSOFI KARATE GICHIN
FUNAKOSHI 1. Karate diawali dan
diakhiri dengan
penghormatan. 2. Tak ada
serangan
pertama pada karate. 3. Karate
merupakan
alat pembantu dalam
keadilan. 4. Pertama-tama,
kontrol dirimu sebelum
mengontrol orang lain. 5.
Semangat yang
utama, teknik kemudian. 6.
Senantiasa siap untuk
membebaskan
pikiranmu. 7. Kecelakaan timbul
akibat kecerobohan. 8. Janganlah
berpikir
bahwa latihan Karate
hanya dapat dilakukan di
dojo. 9. Mempelajari Karate
memerlukan waktu
seumur hidup dan tak
punya batasan. 10.Masukan
Karate dalam
keseharianmu, maka
kamu akan menemukan
Myo (rahasia yang
tersembunyi). 11.Karate seperti
air yang
mendidih, jika tidak
dipanaskan secara teratur,
ia akan menjadi dingin.
12.Janganlah berpikir
untuk menang, tetapi
berpikirlah agar tidak
kalah. 13.Kemenangan
tergantung pada keahlian
membedakan titik-titik
yang mudah diserang dan
yang tidak. 14.Pertarungan
didasari
oleh bagaimana cara
bergerak secara hati-hati
dan tidak (Bergerak
menurut lawannya). 15.
Berpikirlah bahwa
tangan dan kakimu
adalah pedang. 16.Jika kamu
meninggalkan rumah,
berpikirlah bahwa kamu
memiliki banyak lawan
yang menanti. Tingkah
lakumulah yang mengundang
masalah
bagi mereka. 17.Pemula harus
menguasai postur dan
cara berdiri, posisi tubuh
yang alami untuk yang
lebih ahli. 18.Berlatih kata adalah
satu hal, terlibat dalam
pertarungan sungguhan
adalah hal lain. 19.Jangan lupa
secara
tetap memperagakan
kelebihan dan
kekurangan dari
kekuatan, peperangan
dan kontraksi dari tubuh, serta
cepat lambatnya
teknik.
20. Selalu berpikir dan
berusahalah menemukan
cara untuk hidup dengan
aturan-aturan di atas
setiap hari

Rabu, 04 April 2012

ANGKATAN 2011 ANGGOTA DOJO SMAN 1 CIKANCUNG KEI SHIN KAN KARATE DO INDONESIA

01.Atep dhani 11-IPA 2
02.Hari saepul akbar 11.ipa.2
03.Mayang citra 11.ipa2(KETUA DOJO) kyu 6 BIRU
04.Fitriayani takanori 11.ipa.2 (Bendahara 1)
05.Neng ratna/roro 11.ipa.2(Sekertaris)
06.Lina karlina 11.ipa.2(Bendahara)
07.Santi mutia 11.ipa.2
08.Andi ramdani 11.ipa.2(sekertaris 1)
09.Rizal gozali 11.ipa.2
10.Raras..10.1.
11Maesaroh 10.1
12.Yuli risma 10.1
13.Nabila hakiki 10.1
14.Eka ayu 10.1
15.Anis sulastri 10.3
16.Mega putri 10.3
17.Irma nurhasanah 10.3
18.Siti maryam 10.4
19. Dina rosdiana 10.4
20.Dianifah 10.4
21.Nindi junintan 10.4
22.MiRa 10.4
23.Asep.10.5
24.Khotamanudin 11.ipa.2

keishinkan

VISI, MISI dan
MOTTO
VISI
MENJADI PERGURUAN KARATE YANG
BERPRESTASI BERLANDASKAN
SAPTA PRASETYA DAN JANJI
KARATE KEI SHIN KAN
MISI
MEGEMBANGKAN DOJO DAN POTENSI
ANGGOTA BERLANDASKAN SAPTA
PRASETYA DAN JANJI KARATE KEI
SHIN KAN
MOTTO
RENDAH HATI, DISIPLIN DAN
BERPRESTAS

karate

HYMNE KEI SHIN KAN
( Ciptaan AG
Markus.PS )
OSH, KUPERSEMBAHKAN
PADAMU KEI SHIN KAN
DARMA BAKTIKU
KESETIAANKU
PANTANG MENYERAH
MEMBELA KEBENARAN
DAN KEADILAN
BAGI SESAMA
Ref :
TEMPAT KU MENEMPA DIRI
BERLATIH MEMBENTUK
JIWA KESATRIA SEJATI
KEI SHIN KAN KARATE
KAMI SELALU MENJUNJUNGMU
KAMI MENDUKUNGMU
( Interlute melody )
DALAM KEI SHIN KAN
KITA BERSAUDARA
BERSAMA DALAM
BERATNYA LATIHAN
DENGAN SEMANGAT
YANG SELALU MEMBARA
PENGABDIANKU
UNTUKMU KEI SHIN KAN
Repeat coda :
KAMI SELALU ,MENJUNJUNGMU
KEI SHIN KAN KARATE

kei shin kan

SAPTA PRASETYA–
KARATE-KA
1. SAYA BERJANJI AKAN TUNDUK
DAN PATUH PADA SEMUA PERINTAH
GURU/PELATIH-PELATIH DALAM
PERGURUAN.
2. SAYA BERJANJI AKAN MEMATUHI
SEMUA PERATURAN YANG
DIKELUARKAN OLEH PERGURUAN
SAYA.
3. SAYA BERJANJI TIDAK AKAN
MELAKUKAN PERBUATAN-
PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH,
MISALNYA :
# MENJADI TUKANG
PUKUL/PELINDUNG
SESEORANG, APABILA
ORANG TERSEBUT
BERADA DIPIHAK YANG
SALAH.
# SENGAJA
BERKELAKUAN
SOMBONG DAN
MENONJOLKAN
KEPANDAIAN
BERKARATE.
# MENCARI GARA-GARA
SEHINGGA DAPAT
MENGAKIBATKAN
PERKELAHIAN/
KERICUHAN.
4. SAYA BERJANJI DALAM
MELAKUKAN LATIHAN/PERTANDINGAN
AKAN BERSIKAP SPORTIF SEBAGAI
OLAHRAGAWAN DAN AKAN
MEMPERTINGGI MUTU OLAHRAGA
KARATE.
5. SAYA BERJANJI AKAN BEKERJA
SAMA DENGAN KARATEKA DI
INDONESIA DAN DISELURUH DUNIA
ATAS DASAR SALING HARGA
MENGHARGAI DAN HORMAT
MENGHORMATI.
6. SAYA BERJANJI AKAN
MENJAUHKAN PERKELAHIAN DAN
TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN ILMU
KARATE KECUALI UNTUK MEMBELA
KEBENARAN/KEADILAN ATAU
MEMBELA ORANG YANG TERANCAM
JIWANYA.
7. SAYA BERJANJI AKAN MENJAGA
NAMA BAIK SAYA SEBAGAI
SEORANG KARATE DAN NAMA BAIK
PERGURUAN ( DISIPLIN,TATA
TERTIB,SOPAN SANTUN ) SAYA
DALAM TINDAK TANDUK SAYA

karate

JANJI KARATEKA
1 SELALU RENDAH HATI
DAN HORMAT TERHADAP
SESAMA MANUSIA
2 SOPAN SANTUN
3 JUJUR
4 DISIPLIN
5 BISA MENGUASAI DIRI
SUMPAH KARATE
1 SANGGUP
MEMELIHARA
KEPRIBADIAN
2 SANGGUP PATUH PADA
KEJUJURAN
3 SANGGUP
MEMPERTINGGI
PRESTASI
4 SANGGUP MENJAGA
SOPAN SANTUN
5 SANGGUP MENGUASAI
DIRI

kata karate

MEIKYO
Meikyo berarti cermin
membersihkan cermin (kembali
mengasah tehnik Karate dengan
latihan yang berulang untuk
mendapatkan sebuah pengertian
yang jernih tentang tehnik dan
karakter Karate). Kata Shorei ini
memiliki pengusaan tehnik dalam
Kata Heian dengan bentuk Kata
yang lebih lunak dan tenang.
Nama asli Kata ini adalah Rohai.
Kata ini merupakan Kata favorit
Sensei Masatoshi Nakayama.
Menurut cerita asli, Kata ini
diambil dari sebuah tarian untuk
meminta Tuhan memunculkan
Dewa Matahari (Amaterasu) dari
goa dimana dia bersembunyi.
Hal Penting
Memiliki 32 gerakan.
25. WANKAN
Wankan berarti “Mahkota Raja”.
Kata Shorin ini tidak dijelaskan
dalam buku The Best Karate.
Wankan adalah Kata terpendek
dari semua Kata aliran shotokan.
Kata ini aslinya dipelajari di
Tomari, terdiri dari gerakan
lembut dan ringan dari apa yang
sekarang kita lihat dalam kata
aliran Shotokan.

kata karate

GOJUSHIHO-DAI
Gojushiho-Dai berarti 54 (lima
puluh empat) langkah (sekarang
62 gerakan). Kata Shorin ini
terinspirasi dari seekor burung
yang menyerang musuh dengan
ketajaman paruhnya. Nama
lamanya adalah Useshi. Kata ini
asli dari Cina dan dipelajari di
Cina hingga abad ke-20.
Masatoshi Nakayama juga
mempelajari Kata Gojushiho
ketika dia belajar Nijushiho
dengan Mabuni.
Hal Penting
Dengan segala kelembutan dan
tehnik aliran.
23. GOJUSHIHO-SHO
Gojushiho-Sho berarti kata
terendah di Kata Gojushiho. Kata
ini merupakan Kata Shorin yang
terinpirasi dari seekor burung
yang menyerang musuh dengan
ketajaman paruh, sayap dan
cakarnya. Kemampuan tehnik
tingkat tinggi sangat dibutuhkan
untuk memainkan atau mengerti
Kata ini.
Hal Penting
Satu hal penting dalam Kata ini
adalah tehnik tangan pedang.
Memiliki 65 gerakan yang mudah
dikacaukan dengan gerakan
Gojushiho-Dai.

kata karate

SOCHIN
Sochin berarti perasaan/keadaan
tenang ditengah orang (dan
nama ini diambil dari posisi utama
didalam Kata ini). Kata Sochin
merupakan Kata Shorei,
dimodifikasi oleh Yoshitaka
Funakoshi (anak dari Gichin
Funakoshi).
Hal Penting
Lamban, gerakan penuh tenaga
dan sikap sochin ( juga disebut
sikap fudo-dachi ). Memilki 40
gerakan.
21. NIJUSHIHO
Nijushiho berarti 24 (dua puluh
empat) langkah (sekarang
memiliki 30 gerakan, tetapi
aslinya adalah 24 gerakan kaki).
Makna dari Kata ini adalah
sebuah gambaran alami aliran air
atau ombak (kadang gerakannya
lamban dengan segala
keagungan, kadang kuat dan
cepat). Kata ini merupakan Kata
Shorin (meskipun ada yang
mengklaim sebagai Kata Shorei).
Kata ini adalah Kata favorit
instruktur Frank Woon-A-Tai.
Pada tahun1934 Guru Gichin
Funakoshi memerintahkan
Masatoshi Nakayama untuk
mempelajari Kata ini dari Guru
Shito-Ryu, Kenwa Mabuni. Kata
ini secara bertahap disesuaikan
dengan tehnik Shotokan.
Hal Penting
Penggabungan total dari
bermacam kekuatan dan
kecepatan (Masatoshi Nakayama
mengingatkan bahwa kata ini
dapat menyerupai sebuah
“Tarian” tanpa kepandaian yang
sempurna untuk melakukannya).

kata karate

CHINTE
Chinte berarti “Tangan Ajaib”.
Kata ini merupakan Kata Shorin
yang terdiri dari beberapa
tehnik Cina yang tidak
ditemukan dalam Karate
Shotokan. Gichin Finakoshi
mengganti namanya menjadi
Shoin, tetapi kemudian kembali
lagi kenama yang dahulu. Sangat
sulit untuk menguasai pengunaan
tenaga yang benar pada Kata
ini.
Hal penting
Memiliki 33 gerakan.
19. UNSU
Unsu berarti “Tangan Bagaikan
Awan”. Kata ini merupakan Kata
Shorin tanpa diketahui asalnya.
Tangan dengan arti tehnik
tangan menyapu lawan seperti
awan terbelah pisau dilangit.
Masatoshi Nakayama
mengingatkan bahwa Kata Unsu
terlihat bagaikan “Burung gagak
yang menakutkan mencoba
menari “, jika Kata Heian,
Kanku-Dai, Empi dan Gion
sebelumnya telah dikuasai.
Hal Penting
Lompatan Tinggi dan rendah,
tenik menendang, berpura-pura
dan menggunakan beberapa
bagian tubuh sebagai senjata.
Memiliki 48 gerakan.

kata karate

GANKAKU
Gankanku berarti “Burung
Bangau Diatas Karang” (nama ini
diambil dari salah satu posisi
dalam Kata ini – ada posisi
dimana seperti burung bangau
dengan satu kaki, sebagai
serangan dalam mempertahankan
diri). Ini merupakan Kata yang
sudah sangat tua, aslinya
bernama Chinto, kemudian
namanya diubah oleh Gichin
Funakoshi. Kata ini
disempurnakan oleh Yasutsune
Itosu. Gankaku merupakan Kata
Shorin (walaupun kadang
dikatakan sebagai Kata Shorei).
Hal Penting
Keseimbangan dan tendangan
kesamping. Memiliki 42 gerakan
dengan waktu aplikasi 60 detik.
17. GION
Arti dari Gion (Kadang dibaca
Jion) belum ditemukan. Ini
merupakan Kata Shorei yang
diberi nama setelah rahib Cina
datang ke Okinawa. Gion juga
merupakan nama pura di Jepang
dan Cina. Dan Gion dikenal
sebagai nama rahib Budha Suci.
Nama Kata ini tidak mengalami
perubahan. Gion dipelajari di
Tomari. Versi lain dari Kata Gion
ini juga dipelajari aliran Karate
Wado-Ryu. Didalam mengambil
nama dari rahib Budha Suci, Gion
berkonotasi ketenangan, penuh
kebanggaan, dan penuh
kekuatan dalam mempelajarinya.
Kata ini didemonstrasikan oleh
Sensei Tanaka dalam buku The
Best Karate.
Hal Penting
Ketenangan, gerakan penuh
tenaga, dengan semangat
bertarung yang hebat. Memiliki
47 gerakan dengan waktu
aplikasi 60 detik.

kata karate

HANGETSU
Hangetsu berarti Bulan Separuh/
Setengah Bulan (berarti juga
nama sikap utama dalam Kata).
Kata ini adalah asli Cina dan
nama aslinya adalah Seisan atau
Seishan. Kata ini diperagakan
pertama kali di Tomari. Kata ini
adalah Kata Shorei.
Hal Penting
Pemekaran/penciutan, putaran
lengan dan pergerakan kaki
serta pernapasan. Memiliki 41
gerakan dengan waktu aplikasi
60 detik.
15. EMPI
Empi (kadang disebut Enpi)
berarti Burung Wallet Terbang.
Kata Shorin ini dipelajari teutama
di Tomari (hingga Restorasi Meiji,
disebarkan ke Shuri dan Naha).
Kata ini sebelumnya dikenal
dengan nama Wansu atau
Wanshu (Setelah seorang ahli
beladiri Cina datang ke
Okinawa ). Nama Kata ini diganti
oleh Gichin Funakoshi. Yasutsune
Itosu membuat perbaikan yang
sangat berarti dari gerakan
Kata yang asli.
Hal Penting
Tinggi rendah posisi badan,
gerakan yang cepat (kecepatan).
Memiliki 37 gerakan dengan
waktu aplikasi 60 detik.

KATA KARATE

KANKU-SHO
Kanku-Sho berarti Kata
terendah didalam Kata Kanku.
Kata Shorin ini merupakan
perpaduan antara Heian Yondan
dan Kanku-Dai.
Hal Penting
Penggunaan tenaga dengan
benar, kecepatan dan
pemekaran/penciutan dari otot.
Memiliki 47 gerakan.
13. JITTE
Jitte (kadang dibaca Jutte)
berarti tangan sepuluh atau
keajaiban sepuluh. Kata Shorei ini
berasal dari Tomari. Kata ini
mungkin diperagakan dengan
tongkat di tangan. Nama Kata ini
tidak mengalami perubahan
(hanya Jitte dan Gion yang tidak
mengalami perubahan).
Hal Penting
Rotasi pinggul, dan tangkisan
dengan tongkat. Memiliki 24
gerakan dengan waktu aplikasi
60 detik.

KATA ALIRAN SHOTOKAN

BASSAI-SHO
Bassai-Sho berarti lebih rendah
dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini
diciptakan oleh Yasutsune Itosu.
Kata ini lembut, tetapi penuh
tenaga walaupun tidak seperti
Bassai-Dai.
Hal Penting
Tangkisan yang sangat kuat dan
serangan balik yang sangat
tajam. Memiliki 27 gerakan.
11. KANKU-DAI
Kanku-Dai berarti melihat dunia
atau langit (dari gerakan
pertama). Kata Dai menunjukkan
bahwa Kata ini merupakan Kata
Kanku terhebat. Kanku-Dai
bernama asli Kushanku, nama
seorang ahli bela diri Cina yang
datang ke Okinawa pada abad
ke-18. Kata ini merupakan Kata
favorit dari Gichin Funakoshi dan
Kata ini yang beliau pilih untuk di
demonstrasikan diluar Okinawa.
Gichin Funakoshi yakin bahwa
Kanku-Dai memiliki semua
element dasar dari Karate
Shotokan. Kata ini juga
merupakan favorit Sensei
Okazaki yang mendemonstrasikan
kata ini di buku The Best
Karate. Kata ini juga menjadi
bahan ujian sebagai Kata kedua
dalam Ujian Nidan (Dan II).
Hal Penting
Tehnik yang cepat dan lamban,
penuh tenaga dan lembut,
pemekaran dan penciutan, dan
lompatan dan membungkuk. Kata
ini digunakan jika benar-benar
terkepung oleh musuh. Keadaan/
situasi juga merupakan hal
penting, karena panjangnya
Kata. Memiliki 65 gerakan dengan
waktu aplikasi 90 detik.

TEKKI SANDAN/TIGA DAN BASADAI

TEKKI SANDAN
Tekki Sandan berarti Kata Tekki
yang ketiga dari seri Kata Tekki.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat,
getaran pinggul dan sikap
kesamping. Memiliki 36 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.
KATA LANJUTAN
9. BASSAI-DAI
Bassai-Dai berarti
menghancurkan pertahanan
musuh dengan kecerdikan dan
menemukan kelemahan lawan
(kebanyakan mengartikan
“Gempuran Yang Sangat Kuat”).
Kata ini dipelajari pada tingkat
Kyu 3 hingga tingkat Shodan
(Dan I). Aslinya disebut Passai,
Kata ini pertama kali
diperlihatkan di Tomari dan Shuri.
Bassai-Dai adalah Kata Shorin.
Hal Penting
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh,
semangat yang kuat dan luapan
tenaga, ketidak-untungan harus
menjadi keuntungan. Memiliki 42
gerakan, dengan waktu aplikasi
60 detik.

Selasa, 03 April 2012

TEKKI SHODAN,NIDAN/SATU,DUA

KATA TEKKI
6. TEKKI SHODAN
Tekki berarti kuda besi atau
posisi berkuda. Tekki Shodan
adalah Kata Tekki pertama
dalam seri Kata Tekki. Kata
Tekki adalah Kata Shorei,
menggambarkan kekuatan,
tehnik yang penuh tenaga. Kata
Tekki diciptakan dan direvisi oleh
Yasutsune Itosu. Gichin Funakoshi
menghabiskan waktu tiga tahun
untuk belajar dan menguasai
masing-masing Kata Tekki ini
(pada waktu itu, setiap murid
menghabiskan beberapa tahun
untuk mempelajari Kata). Tekki
Shodan mempunyai nama asli
Naihanchi dan diperkenalkan oleh
Yasutsune Itosu, Tekki Nidan dan
Sandan diciptakan oleh
Yasutsune Itosu. Belum ada
penjelasan yang memadai kenapa
Tekki memiliki perlintasan
gerakan satu garis, meskipun
kadang terpikir dilakukan dengan
baju besi dan/atau diatas
punggung kuda (hal ini tidak bisa
diaplikasikan secara teknis).
Makna dari Kata ini dapat juga
pertahanan dengan latar
belakang dinding/tembok atau
diatas perahu.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat,
getaran pinggul, dan sikap
kesamping. Memiliki 29 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.
7. TEKKI NIDAN
Tekki Nidan berarti Kata kedua
dari seri Kata Tekki. Tekki Nidan
dan Tekki Sandan dipelajari
untuk pertama kali pada level
sabuk Coklat, tetapi tidak
dipelajari secara intensif hingga
tingkat sabuk Hitam.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat,
getaran pinggul dan sikap
kesamping. Memiliki 24 gerakan ,
dengan waktu aplikasi 50 detik.

HAEAN SANDAN,YONDAN,GODAN/TIGA,EMPAT,LIMA

3. HEIAN SANDAN
Heian Sandan berarti Heian yang
ketiga dari seri Kata Heian. Kata
ini berhubungan dengan Kata
Jitte.
Hal Penting :
Sikap kesamping dan tangkisan
atas (atas bahu/kepala). Memilki
20 gerakan dengan waktu
aplikasi 40 detik.
4. HEIAN YONDAN
Heian Yondan berarti Heian
keempat dari seri Kata Heian.
Kata ini berhubungan dengan
Kata Kanku-Dai.
Hal Penting :
Pengembangan/kontraksi,
tangkisan dan tehnik
penyelesaian. Memiliki 27 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.
5. HEIAN GODAN
Heian Godan berarti Kata Heian
kelima dari Seri Kata Heian. Kata
ini berhubungan dengan Kata
Gankaku.
Hal Penting :
Fleksibilitas dan Keseimbangan.
Memiliki 23 gerakan dengan
waktu aplikasi 50 detik.
1. HEIAN SHODAN
Heian berarti “Pikiran Penuh
Kedamaian”. Kata ini adalah kata
pertama dari lima Kata tingkat
dasar, yang diciptakan oleh
Yasutsune Itosu (salah satu guru
Gichin Funakoshi). Meskipun tidak
diketahui bagaimana Kata Heian
ini diciptakan, tetapi banyak
yang berpendapat bahwa Heian
merupakan bagian dari Kata
yang lebih tinggi tingkatannya
yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu
menciptakan Kata Heian untuk
memperkenalkan Karate kedalam
kurikulum sekolah untuk
menghilangkan kesan tehnik
yang berbahaya yang terdapat
pada kata lanjutan. Heian Kata
merupakan Kata Shorin, yang
memperlihatkan kekuatan dan
fleksibelitas gerakan.
Hal Penting :
Sikap kedepan dan Pukulan
gerak maju. Memiliki 21 gerakan
dengan waktu aplikasi 40 detik.
2. HEIAN NIDAN
Heian Nidan berarti seri Heian
yang kedua. Aslinya Kata ini
merupakan Kata yang pertama,
tetapi Gichin Funakoshi
merubahnya, karena Kata ini
lebih sulit untuk dipelajari
maupun mengajarinya. Kata ini
berhubungan dengan Kata
Bassai-Dai.
Hal Penting :
Sikap balik kebelakang,tendangan
menyamping,membalikan posisi
pinggang/pinggul dan kombinasi
tehnik. Memiliki 26 gerakan
dengan waktu aplikasi 40 detik

JADWAL LATIHAN KEI SHIN KAN KARATE DO INDONESIA DOJO SMAN 1 CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT INDONESIA

jadwal Latihan dojo sman 1 cikancung tiap hari senin jam 15.00 s/d 17.00.wib dan hari senin jam 15.00 s/d 17.00.wib

MARS KEI SHIN KAN

MARS KEI SHIN KANCipt : Stephanus Willy
Arr : Arinuriyanto Lios
Lirik: Bambang Dewantoro

Agustinus Lios
KEI SHIN KAN KARATE-DO INDONESIA
EMPAT AKU MENEMPA DIRI
MENJADI KARATEKA SEJATI

SATRIA BERBUDI LUHUR
PEMBELA KEBENARAN
PENEGAK KEADILAN
MAJU PANTANG MENYERAH
SATRIA SEJATI

RENDAH HATI DAN HORMAT PADA SESAMA
SOPAN SANTUN DAN KEJUJURAN
DISIPLIN DAN MENGUASAI DIRI
ITULAH JANJI KARATEKA

OSH………………ITULAH
SEMBOYAN KESATRIA
KAMI MENJUNJUNGMU
KAMI PENDUKUNGMU
KEI SHIN KAN KARATE

SEJARAH KARATE KEI SHIN KAN DAN PERKEMBANGAN KEI SHIN KAN INDONESIA

Okinawa adalah daratan yang terbesar di antara kepulauan Ryukyu yang terbentang dari Jepang sampai Taiwan, luasnya kira-kira 460 mil terletak kira-kira 300 mil ke Selatan dari Ujung Selatan daratan utama, 300 nautical mil Utara Taiwan dan 400 nautical mil sebelah Timur Cina. Disini arus panas dari Laut Kuning, Laut Cina Timur dan Pasifik bertemu. Di pulau Okinawa inilah pertama kali lahir apa yang kemudian disebut KARATE.
Pada abad XV Okinawa mengalami pembauran kebudayaan dengan negara-negara Asia dan Te berkembang juga menyerap aspek-aspek seni yang cocok dari beberapa Negara termasuk Cina, sehingga timbul dugaan bahwa Karate berasal dari daratan Cina. Sesungguhnya ada perbedaan antara Te dengan seni beladiri Cina yang dilukiskan baik dalam bentuk puisi maupun sejarah seni beladiri.
Di daerah Okinawa terkenal beladiri yang disebut Shuri-Te. Naha-Te dan Tomari-Te, tetapi di luar Okinawa orang-orang Jepang menyebutnya dengan Okinawa-Te. Di daerah Shuri terkenal dengan tokohnya Ankoh Yasutsune Itosu yang melatih sejumlah karateka-karateka istimewa yang diantaranya adalah Kensu Yabu, Chomo Nagasino, Gichin Funakoshi , Chotoku Kyan, Kenwa Mabuni, Shinpan Gusukma, Moden Yabiku, Chosin Chibana, Kiyatake dan Kanken Tiyama.
Kanken Toyama pernah menjadi instruktur pembantu terbaik selama bertahun-tahun, disamping itu pernah belajar pada tokoh Naha-Te Higaonna Kanryo dan Chosin Chibana ahli Kobujutsu dari Shuri.
Di daerah Shuri inilah mula-mula terlihat adanya bentuk beladiri KATA atau keserasian jurus-jurus yang cepat , kuat dan lincah. Ciri-ciri inilah yang selanjutnya menjadi dasar gerakan KEI SHIN KAN .
Di daerah Naha bentuk KATA atau keserasian jurus-jurus yang dimiliki berbeda, yaitu kokoh dan berakar. Di daerah ini terkenal dengan tokohnya yang bernama Higaonna Kanryo. Ia mempunyai murid istimewa bernama Choyun Miyagi.
Di daerah Tomari terkenal dengan tokohnya yang bernama Whichi. Bentuk latihannya tidak jauh berbeda dengan gaya Shuri tetapi semu pengikutnyanya menyebut dengan gaya Whichi-Ryu.
Berhubung tiap bagian tertutup bagi bagian yang lain , maka Karate mengalami perkembangan dalam bentuk yang berbeda-beda. Tokoh dari Shuri-Te yaitu Ankoh Yasutsune Itosu dan tokoh dari Naha-Te Higaonna Kanryo memiliki keyakinan pada ajaran-ajaran lama yang mengatakan bahwa banyak cara untuk melakukan Karate-do dan untuk mencapai puncak seni keberanian / keperkasaan ini, keduanya tidak membentuk gaya / aliran meskipun puncak mereka berbeda dalam banyak aspek. Suatu lagu rakyat Okinawa mengatakan : Walau kita mengambil jalan-jalan yang berbeda unutk mencapai gunung kayu, masing-masing dari kita mencapai tujuan dan menghargai / menyanjung bulan bila kita sampai ke puncak.
Lagu tersebut mempunyai arti, kita dapat mencapai tujuan yang sama dalam mempelajari apapun yang kita pilih. Tujuannya tidaklah membedakan antara gaya-gaya dalam filosofi / filsafat yang mendalam., tetapi mereka mengambil sesuatu yang umum.
Salah seorang tokoh Ankoh Yasutsune Itosu dari Shuri yag terkenal dalam sejarah perkaratean yang juga tidak membuat gaya / aliran tersendiri adalah Kanken Toyama yang lahir di Shuri Okinawa tahun 1888 dan meninggal dunia pada tahun 1966. Kanken Toyama dating ke daerah Miguro Tokyo untuk memberiikan latihan secara umum. Karatenya diberi nama Shodokan, Shodokan bukanlah sebuah aliran tetapi hanya sebuah nama alamat. Alasan dia tidak membuat gaya / aliran tersendiri adalah bahwa di dalam Karate perkembangannya tidak terbatas. Seni beladiri itu adalah seseuatu yang hidup dan berkembang serta merupakan proses pembinaan yang tidak pernah berakhir. Gaya / aliran itu sangat terikat dengan pendiri masing-masing atau sekolah sekolah, sehinggan membatasi perkembangan seni beladiri Karate dan dapat merugikan pengikut seni keberanian / keperkasaan ini.
Semua KATA yang dipertandingkan di dunia berasal dari 3 daerah Okinawa tersebut yaitu Shuri-Te, Naha-Te dan Tomari-Te. Setelah meninggalnya para penemu Karate tersebut, murid-muridnya sebagian mendirikan aliran Karate dan memodifikasi jenis KATA untuk kepentingan perguruannya. Akhirnya bentuk ciri-ciri iniah yang menjadi kiblat dunia perkaratean sekarang.
Kita patut merenungi pemikiran Tei Junsoku, seorang sarjana kenamaan di Okinawa yang lahir tahun 1663 dan sering disebut Nago Oyakata pernah membuat sajak ketika ia melihat pertunjukan tradisional Okinawa-Te yang disebut TOTE . Ia menulis sajak yang menyebutkn bahwa dalam kehidupan manusia, Te sangatlah berguna.
Bagaimanapun juga, kamu bolah melebihi atau mengungguli seni TE dan berusaha keras untuk mempelajarinya , tetapi yang lebih penting dari semu itu adalah kelakuanmu dan perikemanusiaan sebagai pandangan dalam kehidupan sehari-hari.
Di antara murid-murid Kanken Toyama yang paling menonjol dan memiliki keistimewaan adalah MASANAO TAKA ZAWA yang mana orangtuanya adalah teman dekat Kanken Toyama. Masanao Takazawa berlatih Karate hingga mencapai tingkatan DAN IX Hanshi Karate, Judo DAN VI, Kendo DAN V, Aikido V, Iaido DAN V, serta Kodachi.
Kemudian MASANAO TAKAZAWA mendirikan perguruan Karate KEI SHIN KAN. Kei Shin Kan bukanlah suatu gaya / aliran, tetapi merupakan nama sebuah tempat latihan di depan stasiun kereta api di Takashima Daira-Tokyo, dilantai IV dan hingga sekarang digunakan sebagai pusat laihan International KEI SHIN KAN Karate Association. Adapun nama Kei SHIN KAN mempunyai arti tersendiri, yaitu :
KEI berarti kerendahan hati ,
SHIN berarti hati dan Jiwa,
KAN
berarti balai / tempat latihan ( tempat mencari kesempurnaan hidup melalui Karate )
KEI SHIN KAN mengajarkan untuk menghormati diri , menghormati orang lain yang patut dihormati dan membantu membentuk keyakinan dalam kesanggupan membela diri serta menghindari kekerasan ( bukan berarti takut dan menghindarkan diri dari perkelahian melawan kejahatan ) .
Sejarah KEI SHIN KAN telah berlangsung selama setengah abad lamanya di Negara asalnya dan telah menyebar ke berbagai Negara yang jauh termasuk Indonesia.
KEI SHIN KAN di Indonesia didirikan oleh JOHN ANGKAWIDJAJA pada tanggal 27 April 1974, dimana sebelumnya beliau pernah belajar Karate di Jepang.
Kemajuan dan perkembangan KEI SHIN KAN di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perjuangan Sensei JOHN ANGKAWIDJAJA yang sangat mencintai beladiri karate. Untuk meningkatkan kualitas serta kemajuan teknik Karate KEI SHIN KAN di Indonesia, beliau sering mendatangkan pelatih dari Jepang serta mengirim karateka-karateka berprestasi ke luar negeri.
Tahun 1974, beliau mendatangkan KAZUYUKI UEMATSU DAN IV , awal tahun 1975 KISAKU UCHIDA DAN VII. Pada tanggal 15 September 1975 KEI SHIN KAN KARATE-DO INDONESIA menyelenggarakan pertandingan terbuka tingkat International di Jakarta yang diikuti oleh 6 (enam) Negara sahabat dan anggota FORKI, yang dihadiri pula oleh pimpinan tertinggi International KEI SHIN KAN Karate Association dari Jepang yaitu Shihan MASANAO TAKAZAWA DAN IX dengan beberapa muridnya yang juga ambil bagian dalam pertandingan International tersebut. Di antaranya TOSHITAKA KOIKE DAN V, YASUO SUZUKI DAN IV, HIROSHI GEMA DAN III, dan MASASHI ISHI DAN III.
YASUO SUZUKI pernah tinggal di Jakarta tahun 1975-1977 dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi perguruan KEI SHIN KAN KARATE-DO INDONESIA karena pada saat itu merupakan satu-satunya perguruan Karate yang mampu menyelenggarakan pertandingan bertaraf International.
Pertandingan bertaraf Internasional berikutnya berlangsung di Semarang pada tanggal 14-16 Juli 1995 yang mana dihadiri oleh Negara Jepang, Singapura dan 10 Pengda Kei Shin Kan Karate-Do Indonesia. Hadir dalam pertandingan tersebut, President International Kei Shin Kan Karate Association Shihan MASANAO TAKAZAWA DAN IX beserta istri, Sensei EIICHI YAMAZAKI DAN VIII yang merupakan Kepala Pelatih JKF ITABASHI sekaligus Kepala Pelatih International Kei Shin Kan Karate Association-Tokyo beserta istri dan dua orang muridnya yaitu NAKAMURA TSUNEO dan MASAHIKO ONIWA yang juga ambil bagian dalam pertandingan tersebut serta 10 orang Karateka senior dan yuior dari Singapura yang dipimpin oleh Sensei JAKSON TAN DAN V , MICHAEL WONG, FRANCIS YAUW dan CHEN LAI YONG.
Shihan BAMBANG DEWANTORO (Alm) DAN VII sebagai pengganti Sensei JOHN ANGKAWIDJAJA yang telah menetap di Amerika sejak tahun 1978, mengikuti langkah-langkah yang telah ditempuh pendahulunya memperdalam Karate di Jepang, dan setiap tahun mengikuti kegiatan International Kei Shin Kan Karate Association serta mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri seperti Sensei TAN SONG YONG DAN IV dari Singapura pada tahun 1979 dan Sensei JAKSON TAN DAN V pada tahunb 1981. Kepala Pelatih Singapura, tahun 1983 Sensei KISAKU UCHIDA DAN VII dari Australia, tahun 1986 Sensei EIIICHI YAMAZAKI DAN VII, Sensei SADAO UENO DAN V, Sensei HIROSHI IJIMA DAN V dari Jepang. Setiap tahunnya mengirim karateka-katateka berprestasi ke Jepang untuk mengikuti latihan dan pertandingan serta berhasil membawa nama Karateka Indonesia ( JOKO PRAKOSO ) meraih Juara ke II Komite Perorangan Yunior dan Juara II KATA Perorangan Yunior pada Kejuaraan International 5 Agustus 1990 di NAGANO Jepang. Karateka KEI SHIN KAN Indonesia yang pernah meraih porestasi Internasional adalah Bambang Dewantoro, Denny Bestaret dan Rusdy Hanto Darmawan. Dari Jakarta Kei Shin Kan Karte telah menyebar ke 13 Propinsi di Indonesia dan sejalan dengan perkembangannya.
Tanggal 3 Desember 2005 adalah hari kelabu bagi perguruan KEI SHIN KAN Karate-Do Indonesia dimana KEI SHIN KAN Karate-Do Indonesia telah kehilangan seorang putra terbaiknya yang merupakan figure yang mana semasa hidupnya selalu mendedikasikan dan selalu memikirkan kemajuan serta perkembangan KEI SHI KAN Karate-Do Indonesia, pada itu Shihan Bambang Dewantoro meningggal dunia di Semarang. Selamat Jalan Shihan, kami tetap mendoakan dan mengingat jasamu.Setelah Shihan Bambang Dewantoro meninggal, maka Grand Master MASANAO TAKAZAWA selaku President International KEI SHIN KAN Karate Association menunjuk Sensei Rusdy Hanto Darmawan DAN V sebagai Kepala Pelatih Pusat KEI SHIN KAN Karate-Do Indonesia untuk melanjutkan dan mengembangkan seni beladiri karate khususnya KEI SHIN KAN Karate-Do Indonesia untuk masa bakti 2005-2009 dipimpin oleh Leonard Mamahit DAN II, dimana sibawah kepemimpinan beliau akan diselenggarakan Kejuaraan Nasional III pada tanggal 9 dan 10 Desember 2006. Selain itu untuk meningkatkan keberadaan Kei Shin Kan Karate-Do Indonesia dan untuk regenerasi ke depan serta seseuai dengan visi, misi dan motto, maka pada kesempatan Kejurnas III ini juga akan diadakan Ujian Kenaikan Tingkat Sabuk Hitam Nasional KEI SHIN KAN Karate-Do Indonesia pada tanggal 7 dan 8 Desember 2006.