Sabtu, 14 April 2012

filosofi karate 3

1. RAKKA (Bunga
Yang Berguguran)
Adalah konsep bela diri
atau pertahanan di dalam
Karate. Ia bermaksud
setiap tehnik pertahanan
itu perlu dilakukan
dengan bertenaga dan
mantap agar dengan
menggunakan satu tehnik
pun sudah cukup untuk
membela diri sehingga
diumpamakan jika tehnik
itu dilakukan ke atas
pokok, maka semua
bunga dari pokok
tersebut akan jatuh
berguguran. Contohnya
jika ada orang menyerang
dengan menumbuk muka,
si pengamal Karate boleh
menggunakan tehnik
menangkis atas. Sekiranya
tangkisan atas itu cukup
kuat dan mantap, ia
boleh mematahkan tangan
yang menumbuk itu.
Dengan itu tidak perlu
lagi membuat serangan
susulan pun sudah cukup
untuk membela diri.
2. MIZU NO KOKORO
(Minda Itu Seperti
Air)
Konsep ini bermaksud
bahwa untuk tujuan bela
diri, minda (pikiran)
perlulah dijaga dan dilatih
agar selalu tenang.
Apabila minda tenang,
maka mudah untuk
pengamal bela diri untuk
mengelak atau menangkis
serangan. Minda itu
seumpama air di danau.
Bila bulan mengambang,
kita akan dapat melihat
bayangan bulan dengan
terang di danau yang
tenang. Sekiranya dilontar
batu kecil ke danau
tersebut, bayangan bulan
di danau itu akan kabur.
Adapun ciri khas dan
latar belakang dari
berbagai aliran Karate
yang termasuk dalam "4
besar JKF" adalah sebagai
berikut :
2.1. SHOTOKAN
Shoto adalah nama pena
Gichin Funakoshi, Kan
dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan.
Sehingga Shotokan dapat
diterjemahkan sebagai
Perguruan Funakoshi.
Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang
membawa ilmu Karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran
Shotokan merupakan
akumulasi dan
standardisasi dari
berbagai perguruan
Karate di Okinawa yang
pernah dipelajari oleh
Gichin Funakoshi.
Berpegang pada konsep
Ichigeki Hissatsu, yaitu
satu gerakan dapat
membunuh lawan.
Shotokan menggunakan
kuda-kuda yang rendah
serta pukulan dan
tangkisan yang keras.
Gerakan Shotokan
cenderung linear/frontal,
sehingga praktisi
Shotokan berani langsung
beradu pukulan dan
tangkisan dengan lawan.
2.2. GOJU-RYU
Goju memiliki arti keras-
lembut. Aliran ini
memadukan tehnik keras
dan tehnik lembut, dan
merupakan salah satu
perguruan Karate
tradisional di Okinawa
yang memiliki sejarah
yang panjang. Dengan
meningkatnya popularitas
Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke
Jepang), aliran Goju ini
dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi
memperbarui banyak
tehnik-tehnik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu
yang sekarang, sehingga
banyak orang yang
menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri
Goju-ryu. Berpegang pada
konsep bahwa "dalam
pertarungan yang
sesungguhnya, kita harus
bisa menerima dan
membalas pukulan".
Sehinga Goju-ryu
menekankan pada latihan
SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para
praktisinya dapat
memberikan pukulan yang
dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa
terluka. Goju-ryu
menggunakan tangkisan
yang bersifat circular
serta senang melakukan
pertarungan jarak rapat.
2.3. SHITO-RYU
Aliran Shito-Ryu terkenal
dengan keahlian bermain
KATA, terbukti dari
banyaknya KATA yang
diajarkan di aliran Shito-
Ryu, yaitu ada 30 sampai
40 KATA, lebih banyak
dari aliran lain. Sebagai
perbandingan, Shotokan
memiliki 25, Wado memiliki
17, Goju memiliki 12 KATA.
Dalam pertarungan, ahli
Karate Shito-Ryu dapat
menyesuaikan diri dengan
kondisi, mereka bisa
bertarung seperti
Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak
rapat seperti Goju.
2.4. WADO-RYU
Adalah aliran Karate yang
unik karena berakar pada
seni beladiri Shindo
Yoshin-Ryu Jujutsu,
sebuah aliran beladiri
Jepang yang memiliki
tehnik kuncian persendian
dan lemparan. Sehingga
Wado-Ryu selain
mengajarkan tehnik
Karate juga mengajarkan
tehnik kuncian persendian
dan lemparan/ bantingan
Jujutsu. Didalam
pertarungan, ahli Wado-
Ryu menggunakan prinsip
Jujutsu yaitu tidak mau
mengadu tenaga secara
frontal, lebih banyak
menggunakan tangkisan
yang bersifat mengalir
(bukan tangkisan keras),
dan terkadang
menggunakan tehnik
Jujutsu seperti bantingan
dan sapuan kaki untuk
menjatuhkan lawan. Akan
tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan
JKF, para praktisi Wado-
Ryu juga mampu
menyesuaikan diri dengan
peraturan yang ada dan
bertanding tanpa
menggunakan jurus-jurus
Jujutsu tersebut.
2.5. KYOKUSHIN
Kyokushin tidak termasuk
dalam 4 besar Japan
Karatedo Federation.
Akan tetapi aliran ini
sangat terkenal baik
didalam maupun diluar
Jepang, serta turut
berjasa mempopulerkan
Karate di seluruh dunia,
terutama pada tahun
1970 an. Aliran ini
didirikan oleh Sosai
Masutatsu Oyama. Nama
Kyokushin mempunyai arti
kebenaran tertinggi.
Aliran ini menganut
system Budo Karate,
dimana praktisi-
praktisinya dituntut
untuk berani melakukan
full contact kumite, yakni
tanpa pelindung, untuk
mendalami arti yang
sebenarnya dari seni
beladiri Karate serta
melatih jiwa/semangat
keprajuritan (budo). Aliran
ini juga menerapkan
hyakunin kumite (kumite
100 orang) sebagai ujian
tertinggi, dimana
Karateka diuji melakukan
100 kumite berturut-
turut tanpa kalah. Sosai
Oyama sendiri telah
melakukan kumite 300
orang. Adalah umum bagi
praktisi aliran ini untuk
melakukan 5 - 10 kumite
berturut-turut.

1 komentar: