Sabtu, 14 April 2012

riwayat luca valdesi

Luca Valdesi
Sebuah tendangan meluncur
deras dari kakinya menuju
sasaran kepala yang segera
disusul sebuah pukulan lurus
dengan sebuah teriakan
keras. Penonton yang
sebelumnya terdiam karena
menyaksikan penampilannya
segera riuh bertepuk tangan.
Tidak lama kemudian laki-laki
ini segera menutup
gerakannya dan memberikan
hormat. Bendera dari wasit
dan juri diangkat sebagai
tanda kemenangan berpihak
padanya. Luca Valdesi dari
Italia yang baru saja
menampilkan kata Gankaku
ternyata kembali meraih gelar
juara dunianya.
Bagi mereka yang berlaga di
nomor kata sudah tidak asing
lagi dengan nama Luca Valdesi.
Dirinya diakui sebagai salah
satu figur yang mampu
menunjukkan karakter kata
Shotokan dengan maksimal.
Peringkat 1 dunia ternyata
sudah berhasil diraihnya
pertama kali pada tahun
2000. Namun setelah itu
peringkatnya sempat melorot
ke posisi 2 dan 3 dunia meski
akhirnya kembali ke posisi
teratas. Walaupun sempat
naik turun, Valdesi berhasil
memantapkan posisinya di
peringkat 1 dunia sejak tahun
2006 hingga sekarang. Tidak
heran jika banyak lawannya
dari negara lain menganggap
Valdesi sebagai kompetitor
terberat baik pada nomor
perorangan maupun beregu.
Luca Valdesi lahir tanggal 18
Juni 1976 di Palermo, Sicilia.
Awal keterlibatannya dalam
karate dimulai saat usianya
baru 6 tahun. Ayah dan
pamannya ternyata juga
memegang sabuk hitam
karate, sehingga bagi Valdesi
bergabung dengan tim karate
tak ubahnya semacam tradisi
keluarga. Di awal
perkenalannya dengan karate,
Andrea (ayah Valdesi) selalu
membawanya di beberapa klub
lokal di kota itu.
Tahun 1995 Valdesi bergabung
dengan Fiamme Gialle, sebuah
tim karate bergengsi yang
bernaung dibawah otoritas
Kepolisian Italia. Disini Valdesi
dibimbing oleh Claudio Culasso
yang menjabat sebagai kepala
instruktur. Tidak lama
kemudian sebuah turnamen
lokal berskala nasional digelar
di Italia. Di turnamen itu
Valdesi berhasil meraih gelar
pertamanya di usianya yang
masih 18 tahun. Sejak itu
dirinya terus mengasah
kemampuannya hingga
turnamen internasional tiba.
Meski awalnya tidak cukup
yakin mampu berlaga di nomor
bergengsi kata perorangan,
Valdesi ternyata berhasil
menempati posisi puncak
dalam European Championships
yang digelar tahun 2000 itu.
Dan sejak itu gelar juara dari
berbagai turnamen selalu
berhasil diraihnya.
Disela kesibukannya dalam
karate, Valdesi tetap tidak
melupakan kehidupan
pribadinya. Tahun 2001 dirinya
menikahi Ada Spinella, seorang
penari sekaligus selebriti
ternama. 3 tahun kemudian
anak pertamanya, Andrea,
lahir. Beberapa bulan
kemudian dirinya lulus dari
Universitas dengan meraih
gelar sarjana dari jurusan
ekonomi bisnis.
Saat ini banyak organisasi
karate yang sengaja
mengubah kata baik pada
gerakan maupun iramanya
agar terlihat lebih indah dan
cepat. Valdesi menyatakan
akan tetap berusaha
mempertahankan prinsip dasar
gerakan setiap kata. Namun
demikian dirinya tidak
menampik dengan kenyataan
bahwa seiring berjalannya
waktu, karate saat ini telah
banyak berubah.
“Di semua cabang olah raga
baik metode dan penampilan
telah berubah. 20 tahun lalu,
rekor lari berbeda, hal itu
sama dengan karate. Waktu
telah merubahnya.”
Antonio Diaz (kiri) dengan
Chatanyara Kushanku di final
turnamen WKF 2008 di Tokyo
melawan Luca Valdesi dengan
Gankaku. Pertandingan itu
dimenangkan Valdesi.
Meskipun banyak orang yang
memuji kecepatan tangan dan
kaki Valdesi, namun tidak
sedikit pula yang
mengkritiknya. Bahkan di salah
satu situs video sharing ada
juga yang menyebut Valdesi
sebagai si “tupai” karena
saking cepatnya. Sebuah
komentar negatif namun
cukup menggelikan memang.
Ada juga komentar miring
lainnya yang menilai gaya
Valdesi dianggap terlalu
menonjolkan sisi sport karate
daripada esensi teknik.
Dengan kata lain, Valdesi
hanya dianggap terlalu
mementingkan keindahan
gerak tak ubahnya penari
dibanding menunjukkan makna
bela diri. Namun karena itulah
yang dituntut dari sport
karate, gaya Valdesi agaknya
tidak perlu diperdebatkan.
Jika setiap orang yang
berlatih karate mempunyai
kata favorit, maka demikian
pula halnya dengan Valdesi.
“Kata favoritku adalah Unsu
dan Gankaku. Yang pertama
adalah sebuah kata yang
sangat cepat dan spektakuler.
Aku dapat menunjukkan
karakterku didalamnya; yang
kedua merupakan kata paling
sulit di Shotokan karena
membutuhkan keseimbangan
dan konsentrasi yang
besar….tubuh dan pikiran..”
Barangkali dari sebagian
banyak rival Valdesi hanya
Antonio Diaz yang terbilang
cukup tangguh untuk berlaga
dengannya. Antonio Jose Diaz
Fernandez adalah karateka
Venezuela terbaik yang
meraih medali perunggu dalam
turnamen di tahun 2002, 2004
dan 2006 di nomor kata
perorangan. Diaz yang
terkenal dengan kata
Chatanyara Kushanku sebagai
andalannya ini juga menjadi
juara pertama di turnamen
Pan America di tahun 2005,
2006 dan 2007. Terakhir Diaz
berhasil meraih medali
emasnya di Curacao (2009).
Meski pertemuan Valdesi dan
Diaz cukup sering (11 kali
total), penampilan mereka
tidak pernah membosankan.
Penonton agaknya selalu
penasaran siapa pemenang
antara Valdesi (Unsu –
Gankaku) dengan Diaz
(Superimpai – Chatanyara
Kushanku)
Di usianya sekarang (2012)
yang sudah terbilang tua
sebagai atlit, Valdesi masih
saja aktif berlaga di nomor
spesialisasinya yaitu kata
perorangan. Di tengah
persaingan yang semakin
ketat dengan munculnya atlit
baru yang lebih muda dan
enerjik, nama Valdesi ternyata
masih sulit digeser dari
peringkat 1 dunia saat ini.
Bicara masalah keinginannya
selepas pensiun dari kompetisi
karate, Valdesi begitu
antusias ingin keliling dunia
sambil memberikan berbagai
seminar dan pelatihan.
“Aku ingin berkeliling dunia
memberikan pelajaran dan
seminar dan aku menyukainya.
Aku juga ingin berbagi apa
yang telah kupelajari untuk
membantu membimbing calon
kompetitor baru dalam
turnamen.” ungkapnya.
(Fokushotokan.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar